Macam lahan yang termasuk dalam pengelolaan dan tanggung jawab para rimbawan dan silvikulturis sangat luas. Lahan tersebut termasuk aneka tipe seperti hutan, belukar, lahan penggembalaan, areal perairan darat dan daerah hutan belantara. Dengan demikian hasil-hasil pengelolaan juga beraneka ragam. Karena keanekaragaman in, istilah tunggal lahan liar "wildlands" sering digunakan untuk melukiskan berbagai tipe vegetasi yang termasuk dalam praktek kehutanan. Istilah ini telah diterima secara luas meskipun ada kesulitan karena dalam istilah in termasuk areal seperti hutan yang dikelola, hutan tanaman dan hutan kota.
Hutan dan lahan liar merupakan sumber daya yang besar, secara umum hutan saja menutup sepertiga permukaan Amerika Serikat dan dunia. Kepentingan pengelolaan sumber daya secara bijaksana terbukti, bila diakui bahwa bahkan dalam masyarakat industri sekarang ini hutan masih tetap diperlukan untuk eksistensi dan kesejahteraan manusia. Pengaruh hutan terhadap kehidupan kita melalui beberapa cara, termasuk:
- Pengembangan dan penyediaan atmosfir yang baik dengan komponen oksigen yang stabil.
- Penyediaan batubara dan deposit minyak dewasa ini yang berasal dari pertumbuhan hutan yang terjadi dalam proses geologis.
- Pengembangan dan proteksi lapisan tanah yang sekarang digunakan untuk menyokong produksi hutan dan pertanian.
- Produksi air bersih dan proteksi daerah aliran sungai terhadap erosi.
- Penyediaan habitat dan makanan untuk binatang, serangga, patogen, ikan dan burung.
- Penyediaan material bangunan, bahan bakar dan hasil hutan yang banyak sekali.
- Pemberian manfaat penting yang tidak ternilai dengan uang melalui nilai estetis, rekreasi, kondisi alam asli dan taman.
Semua manfaat ini, kecuali produksi bahan bakar fossil, berhubungan dengan pengelolaan hutan. Kepentingan relatifnya bergantung pada ukuran dan sifat hutan, dan besar dan urutan jenis kebutuhan masyarakat.
Di Amerika Serikat, hutan dan lahan liar dikelola oleh badan federal seperti Dinas Kehutanan, Dinas Taman Nasional, Biro Pengelolaan Bahan dan Biro Urusan Indian; oleh perusahaan dan industri swasta besar; dan oleh pemilik swasta kecil. Perhatian para rimbawan dan silvikulturis secara tradisional ditujukan kepada para pemilik lahan yang luas karena mereka adalah sumber utama produk sumber daya alam dan majikan semua rimbawan. Walaupun demikian, dikemudian hari, kontribusi hasil yang berasal dari kumpulan areal luas yang dipunyai oleh banyak pemilik kecil menjadi bertambah penting. Karena itu, informasi dan keahlian silvikultur harus makin tersedia bagi pemilik-pemilik ini untuk menjamin pengelolaan sumber daya pokok bangsa itu secara sempurna.
Tujuan pengelolaan telah berubah sejalan irama waktu dengan meluasnya kepentingan dari hutan ke lahan liar. Dahulu, para silvikulturis hanya berkepentingan dengan produksi kayu, karena hal ini umumnya merupakan tujuan tunggal pengelolaan. Walaupun demikian, dewasa ini tujuan tradisional dan penting ini harus diletakkan dalam hubungannya dengan bentuk manfaat hutan yang lain. Hutan dan lahan liar menghasilkan kayu, air, ikan, binatang buruan, ternak dan rekreasi. Berbagai penggunaan ini mengharuskan penentuan sampai sejauh mana penggunaan tunggal atau ganda, dan apakah kombinasi tertentu selaras satu sama lain atau tidak. Tujuan pengelolaan lahan dengan cepat telah menjadi lebih kompleks dan intensif. Dengan demikian terdapat persyaratan bahwa bentuk manfaat harus dinyatakan dengan lebih tepat jumlahnya dan dapat diramalkan secara tegas. (TW Daniel, JA Helm, FS Baker, 1950)
0 Response to ""
Posting Komentar